Senin, 13 Juni 2016

Perekonomian Indonesia di Bulan Ramadhan



PEREKONOMIAN INDONESIA DI BULAN RAMADHAN
               
                Bulan Ramadhan merupakan sebuah bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Islam di seluruh dunia, salah satunya di Indonesia. Di mana bulan penuh berkah tersebut, kita berpuasa atau menahan diri dari haus dan lapar serta hawa nafsu mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Selama bulan Ramadhan berlangsung, banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan situasi ini dengan melakukan bisnis mulai dari makanan untuk berbuka hingga aneka minuman. Hal ini tentunya menimbulkan persaingan bisnis. Namun, apakah hal tersebut tentunya mempengaruhi perekonomian di Indonesia? Atau adakah hal-hal yang berkaitan dengan bulan Ramadhan yang mempengaruhi perekonomian? Berikut penjelasannya
                Menjelang bulan Ramadhan, permintaan akan bahan-bahan untuk membuat makanan/minuman berbuka serta kurma tentunya naik. Hal ini disebabkan tradisi masyarakat Indonesia yang berpendapat bahwa “berbuka harus dengan yang manis”. Oleh sebab itu, permintaan akan barang-barang tersebut meningkat pada saat bulan suci tersebut. Meskipun hal tersebut tidak terlalu mempengaruhi perekonomian negara, namun hal ini setidaknya mempengaruhi perekonomian bagi masyarakatnya. Ada kalanya masyarakat menggunakan situasi tersebut dengan berbisnis makanan berbuka seperti es buah, kolak, dan semacamnya untuk mendapatkan keuntungan, dan tentunya melihat kondisi masyarakat yang banyak mengincar makanan tersebut sebagai makanan berbuka.
                Meskipun makanan pembuka mengalami kenaikan permintaan, bukan berarti kebutuhan pokok mengalami penurunan. Kebutuhan pokok pun mengalami hal yang serupa, terutama pangan dan sandang. Pada pangan, kebutuhan akan makanan pokok seperti beras mengalami permintaan yang cukup tinggi, sedangkan pada sandang mengingat bahwa setelah bulan Ramadhan kita akan masuk ke hari kemenangan yaitu Idul Fitri, dan adanya budaya masyarakat di mana setiap Idul Fitri mereka membeli pakaian baru di mana akan dipakai pada hari tersebut. Hal ini tentunya membuat tingkat sandang pada periode tersebut meningkat.
                Namun dibalik meningkatnya kebutuhan pokok, hal ini tentunya dimanfaatkan oleh pelaku bisnis. Tidak sedikit pelaku bisnis yang memanfaatkan kondisi permintaan yang meningkat akan kebutuhan pokok sebagai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Banyak diantara mereka menaikkan harga barang yang dijualnya menjadi 2x lipat dan hal ini tentunya menyebabkan penawaran yang semakin meningkat. Meskipun demikian, hal tersebut tidak menurunkan minat masyarakat untuk membeli barang tersebut, dan tentunya hal ini sering terjadi bahkan tidak hanya di bulan Ramadhan saja.
                Hal tersebut ditambah dengan kebutuhan manusia yang tidak terhingga, mengingat pada hari raya banyak masyarakat yang berbondong-bondong untuk membeli keperluan pada hari raya dan hal ini tentunya membuat pelaku bisnis turut memanfaatkan keadaan tersebut. Namun, apakah yang membuat harga barang menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri semakin mahal? Bisa saja hal tersebut disebabkan oleh faktor-faktor berikut:

  • Permintaan
  • Harga Bahan Baku
  • Harga Pesaing 
  •  Teknik Produksi

Dan tentunya ada beragam faktor lainnya yang tentunya turut mempengaruhi harga kebutuhan masyarakat tersebut. Dan bisa kita ketahui bahwa permintaan akan kebutuhan pangan serta sandang pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri akan mempengaruhi perekonomian Indonesia yang mengakibatkan kemungkinan tingkat inflasi naik yang disebabkan meningkatnya permintaan serta kenaikan harga barang pokok yang tajam.
                Meskipun mengalami kenaikan pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri, namun kebutuhan akan barang tersebut mengalami penurunan dan tentunya mengakibatkan penawarannya pun menurun. Hal ini tentunya membuat perekonomian Indonesia menjadi lebih stabil.
                Jadi, bisa kita simpulkan bahwa pada bulan Ramadhan perekonomian Indonesia mengalami peningkatan inflasi, dan hal tersebut akan terus naik hingga Idul Fitri dan akhirnya akan menurun kembali pada setelah Idul Fitri. Meskipun demikian, ada hal-hal positif yang dapat diperoleh dari perekonomian pada bulan Ramadhan, di antaranya sebagai berikut:

  1.  Pelaku bisnis meningkat, terutama bisnis makanan berbuka
  2.  Pemasaran produk (makanan berbuka) menjadi lebih mudah, karena dapat ditemukan di mana saja
  3. Menjadi peluang masyarakat untuk membuka usaha dan berbisnis


Referensi:
·         https://devimustikagunadarma.wordpress.com/2011/04/06/perekonomian-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar