PEREKONOMIAN INDONESIA
TUGAS SOFTSKILL 6
NAMA
: MUHAMMAD ANDHIKA PRATAMA
KELAS
:1EB14
NPM
: 24215501
DOSEN PEMBIMBING
: SULASTRI
SEJARAH EKONOMI INDONESIA
Indonesia memiliki beragam cerita
mengenai sistem ekonomi yang dianut, bahkan sebelum Indonesia merdeka,
perekonomian di Indonesia sudah mulai berlangsung. Namun perlu diketahui,
perekonomian di Indonesia mulai terlihat semenjak Belanda menjajah negeri kita
ini, hal ini disebabkan Belanda tidak hanya menjajah, namun juga melakukan
perdagangan di Indonesia. Oleh karena itulah, tingkat ekonomi sudah dapat
diukur mulai dari peristiwa tersebut. Untuk mengetahui lebih jelasnya lagi,
kita akan mengetahui lebih dalam mengenai sejarah perekonomian yang terjadi di
Indonesia mulai dari zaman pro-kolonialisme hingga saat ini, berikut
penjelasannya.
A. SEJARAH PRA-KOLONIALISME
Sebelum
zaman penjajahan, diketahui negara kita ini ternyata menyimpan banyak misteri,
salah satunya Atlantis yang merupakan tempat asal mula peradaban dunia. Semua
berawal dari penemuan seorang geolog nuklir dari Brazil yang bernama Professor
Arysio, dan kemudia diperkuat oleh Openheimer yang menyebut Indonesia sebagai “eden from east“ (surga dari timur),
karena kemajuan dan keelokannya yang luar biasa.
Selain
itu, diketahui nenek moyang kita telah menempuh perjalanan berat hingga ke
Afrika. Hal ini dibuktikan dengan penemuan berbagai situs peninggalan di
beberapa wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, di mana terdapat kemiripan dengan
situs-situs pada negara tersebut. Pada fase selanjutnya, yaitu masa kerajaan
Samudera Pasai, Sriwijaya, dan Majapahit sudah berhubungan dagang dengan banyak
bangsa lain di berbagai belahan dunia.
Perekonomian
pun terus berkembang dengan adanya pedagang Arab yang juga membawakan ajaran
agama Islam telah turut memajukan kegiatan sektor perniagaan dan pelayaran
serta pasar-pasar sebagai tempat perdagangan dan syiar mulai bermunculan.
Perkembangannya pun turut mendorong berkembangnya Kesultanan dan Kesunanan yang
menjadi kekuatan politik baru di Pulau Jawa, Sumatera, dan Maluku
Namun
pada tahun-tahun berikutnya, datanglah para petualang seperti Spanyol,
Portugis, dan Belanda dan langsung menguasai perekonomian nusantara melalui
monopoli perdagangan dan penguasaan komoditi, pasar, dan tenaga kerja
Indonesia. Hal ini menyebabkan dimulainya era baru kolonialisme ekonomi di
hampir seluruh wilayah nusantara dan menyebabkan perubahan sistem ekonomi yang
disertai perlawanan tiada henti oleh pahlawan bangsa.
Sejarah
ekonomi Indonesia pasca penjajahan sendiri dibagi menjadi tiga sistem, yaitu
sistem monopoli VOC, sistem tanam paksa, dan sistem kapitalis-liberal.
B. SISTEM MONOPOLI VOC
VOC (Vereenigde
Oostindische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda (1602-Akhir
1799) merupakan perusahaan yang menerapkan sistem monopoli dalam membeli
komoditi-komoditi perdagangan seperti rempah-rempah, sehingga harganya tertekan
karena ditetapkan sepihak oleh VOC. Meskipun bukan pemerintah penjajah Belanda,
namun kehadiran VOC justru membuat kerugian bagi bangsa Indonesia, terutama
petani pada masa itu. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia merasa VOC mempunyai
kekuasaan dan daya-paksa seperti pemerintah.
Namun,
VOC memiliki kebangkrutan pada tahun 1799 dan menyebabkan kepemerintahan
Belanda terhenti sementara (1811-1816) dan penguasaan Indonesia diambil alih
oleh Inggris pada saat Belanda diduduki Jerman, dan pemerintah Belanda
mengungsi ke Inggris. Dan pada saat itu, Letnan Gubernur Thomas Robert Raffles
memperkenalkan “sistem sewa tanah” untuk mengefisienkan tanah jajahan. Sistem
ini tidak segera diambil alih oleh pemerintah penjajah Belanda setelah
Indonesia diseahkan kembali kepada Belanda
C. SISTEM TANAM PAKSA
Pada
tahun 1830, pemerintah Belanda hampir mengalami kebangkrutan karena terlibat
dalam dua perang besar, yaitu Perang Diponegoro (1825-1830) dan Perang Padri
(1821-1837). Karena hal tersebut, Gubernur Jendral Van den Bosch mendapatkan
izin untuk melaksanakan sebuah sistem, yaitu “Culture Stelsel” atau yang dikenal dengan istilah sistem Tanam
Paksa. Tujuan utamanya tidak lain untuk mengisi kas pemerintahan jajahan yang
kosong, atau menutup defisit anggaran pemerintah yang besar.
Tentunya,
sistem ini dinilai cukup berat bagi rakyat Indonesia saat itu, dikarenakan
petani harus menanam tanaman tertentu dan menjualnya pada harga yang ditetapkan
kepada pemerintah, serta penduduk desa yang tidak memiliki tanah harus bekerja
73 hari dalam setahun pada kebun-kebun milik pemerintah. Hal ini mengakibatkan
produksi pangan rakyat merosot dan timbul kelaparan di berbagai tempat di Jawa.
Meskipun kas pemerintah Belanda mengalami surplus, namun sistem ini akhirnya
dihapus pada tahun 1870 setelah mendapat protes keras dari berbagai kalangan di
Belanda
D. SISTEM EKONOMI KAPITALIS-LIBERAL
Sistem
terakhir yang dianut pada zaman penjajahan adalah sistem ekonomi
kapitalis-liberal. Dari kata “kapitalis” maupun “liberal”, kita dapat
mengetahui bahwa sistem ini bukan lagi diatur oleh pemerintah, melainkan diatur
oleh pengusaha swasta, namun tetap diawasi oleh pemerintah melalui peraturan
per-undang-undangan. Undang-undang pertama yang menandai sistem baru ini adalah
UU Agraria tahun 1870, “yang
memperbolehkan perusahaan-perusahaan perkebunan swasta menyewa lahan-lahan yang
luas untuk jangka waktu 75-99 tahun, untuk ditanami tanaman keras seperti
karet, the, kopi, kelapa sawit, sawi, atau untuk tanaman semusim seperti tebu
dan tembakau.
Pada
saat tanaman-tanaman perdagangan tersebut mulai dikembangkan, di beberapa
daerah rakyat sudah terlebih dahulu menanamnya, dan mengakibatkan terjadinya
persaingan antara perkebunan besar dengan perkebunan rakyat. Hal ini tentunya
mengundang masalah peran bagi pemerintah. Di mana satu pihak pemerintah ingin
perusahaan mendapat keuntungan besar sehingga pemerintah mendapat keuntungan
berupa pajak perseroan atau pajak pendapatan, namun di pihak lain penduduk
pribumi (perkebunan rakyat) yang sudah terlebih dahulu mengembangkan
tanaman-tanaman tersebut “tidak boleh dirugikan” terutama pemasaran hasilnya.
Tentunya pemerintah lebih mementingkan kemakmuran rakyat dan oleh sebab itu
pemerintah terus-menerus mengawasi hubungan antara keduanya, sehingga tidak ada
pihak yang dirugikan.
E. ERA PENDUDUKAN JEPANG
Setelah
Belanda menyerah, Jepang mengambil alih penjajahan Indonesia. Selama
kepemerintahannya dan awal kemerdekaan, keadaan ekonomi rakyat semakin berkembang
dengan adanya pemasaran dari dalam hingga luar negeri. Salah satu komoditi
terbesarnya yaitu tebu, yang juga mulai berperan besar dalam penyumbangan
produksi gula merah baik itu untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Namun,
pada thun 1975 pemerintah mengeluarkan putusan mengenai Inpres No. 9/1975
tentang Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI) yang melarang pabrik-pabrik gula (baik
pemerintah atau swasta) menyewa lahan milik petani. Sayangnya, kebijakan ini
gagal total karena mengabaikan kenyataan pemilikan tanah rakyat yang sudah
sangat sempit dan akhirnya dicabut pada tahun 1998.
F.
CITA-CITA EKONOMI MERDEKA
Untuk
mewujudkan pembangunan Indonesia, maka harus didasarkan pada cita-cita awal
kemerdekaan. Menurut Muh. Hatta, ada tiga soal yang berkaitan dengan pembangunan
di seluruh dunia, diantaranya:
·
Soal
ideologi: bagaimana mengadakan susunan ekonomi yang sesuai
dengan cita-cita tolong menolong
·
Soal
praktik: politik perekonomian apa yang praktis dan perlu
dijalankan dengan segera di masa yang akan datang
· Soal
koordinasi: bagaimana mengatur pembangunan perekonomian
Indonesia supaya pembangunan itu sejalan dan berhubungan dengan pembangunan di
seluruh dunia
Dalam
hal tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sistem ekonomi yang dianut
Indonesia sebelum kemerdekaan sangatlah tidak relevan dengan nilai-nilai
Pancasila dan tidak adanya koordinasi baik itu dari pemerintah maupun
masyarakat.
Seiring
berkembangnya zaman, paradigma pembangunan Indonesia terus ditingkatkan setiap
tahunnya, terutama pada sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan Indonesia
memiliki sumber daya alam yang melimpah namun sumber daya manusianya sangat rendah,.
Hal tersebut tentunya mempengaruhi tingkat perekonomian, oleh sebab itu
dibutuhkannya tiga soal pembangunan yang sudah dijelaskan sebelumnya dan adanya
peran dari pemerintah dan masyarakat sehingga mewujudkan perekonomian Indonesia
yang sejahtera.
G.
EKONOMI INDONESIA SETIAP PERIODE
PEMERINTAHAN, ORDE LAMA, DAN ORDE BARU
Setelah
kemerdekaan Indonesia, sejarah perekonomian Indonesia masih terus berlanjut dan
berikut keadaan ekonomi Indonesia pada periode pemerintahan orde lama dan orde
baru.
·
Pemerintahan Orde Lama (1950 – 1966)
Pada periode ini menggunakan sistem ekonomi
demokrasi liberal (1949-1956) dan terjadi transisi ke sistem politik yang
disebut “demokrasi terpimpin”. Sayangnya sistem ini menyebabkan kehancuran
politik dari perekonomian nasional yang disebabkan banyaknya partai politik
yang ada dan semuanya ingin berkuasa, sehingga terjadi konflik antarpartai
politik.
·
Pemerintahan Orde Baru (1966 – Mei 1998)
Pada periode ini pemerintah lebih ditujukan pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan sosial di
tanah air dan menjalin kembali hubungan baik dengan pihak Barat, serta
Indonesia kembali menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan
lembaga-lembaga dunia lainnya, seperti Bank Dunia dan Dana Moneter
Internasional (IMF).
REFERENSI:
· Santosa, Awan. 2013.
Perekonomian Indonesia: Masalah, Potensi,
dan Alternatif Solusi. Yogyakarta: Graha Ilmu
·
Tambunan, Tulus.
2001. Perekonomian Indonesia: Teori dan
Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia
·
http://farhaanahramadhani.blogspot.co.id/2015/04/cita-cita-ekonomi-merdeka.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar